Sebungkah
harapan ingin mendayung biduk kehidupan bersamamu, dalam suka maupun
duka kita jalani seia sekata, namun harapan itu, terlalu jauh untuk
kurengkuh, terlalu tinggi gunung Bawa Karaeng untuk kudaki, kita jauh
berbeda.
Maafkanlah
aku, kini aku sadari bahwa akulah yang bersalah, memang kita jauh
berbeda, kau adalah anak kota, sedang aku hanyalah seorang anak desa
yang miskin, akulah yang mencoba menabur segenggam garam di tengah laut,
mendekatkan sebuah Loyang dengan Emas.
Sebelum
kau remukkan seluruh tulang persendianku dan kau renggaskan tangkai
pucuk daun kehidupanku, maka izinkan pulalah daku pergi ke yang lain,
yang aku tak tau sedang menanti, derita atau bahagia.
Kalau dulu kau angkat aku dari mulut singa, kenapa sekarang kau hempaskan kemulut buaya ……..??.
Selamat berpisah sayang, Do’aku selalu menyertaimu, semoga hari-hari esokmu kan cerah, secerah rembulan tak berbalut awan.
D' Maritengah
D' Maritengah